Sebagai negara kepulauan Indonesia mempunyai potensi yang
sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata. Untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan Indonesia diperlukan suatu teknologi yang sederhana namun memberikan hasil yang
optimal. Salah satu teknologi yang sering digunakan untuk pengelolaan
sumberdaya pesisir dan laut yakni teknologi penginderaan jauh.
Teknologi Penginderaan Jauh merupaka ilmu atau seni untuk
memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan
menganalisis data yang diperoleh dengan menngunakan alat, tanpa kontak langsung
dengan objek daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).
Pengertian lain dari Penginderaan jauh (Remote
Sensing) adalah ilmu dan teknologi yang dipergunakan untuk
mengidentifikasi, mengukur, atau menganalisis karakteristik dari objek yang
diinginkan tanpa melakukan kontak langsung dengan objek tersebut. Salah satu
hasil teknologi penginderaan jauh adalah citra digital atau citra.
Citra menjadi media yang digunakan untuk penyajian fungsi
intensitas cahaya f(x,y) dalam dua dimensi, f(x,y) menyatakan nilai intensitas
cahaya tersebut dedangkan x menyatakan posisi baris dan y manyatakan posisi kolom (Schalkoff,
1989). Secara sederhana citra berbentuk matrik dengan elemen terkecilnya berupa
piksel. Citra penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan dua cara yaitu
analisis secara visual menggunakan unsur-unsur unterpretasi dan analisis secara
digital menggunakan bantuan komputer. Basis data yang berisi informasi spasial
dan informasi atribut hasil interpretasi dimanfaatkan untuk deteksi objek,
identifikasi penutup lahan, dan pengukuran yang nantinya digunakan untuk
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Citra penginderaan jauh sangat membantu pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil terutama untuk menentukan kebijakan-kebijakan
yang diterapkan dan membantu pelaksanaan program serta kegiatan optimalisasi
pemanfaatan kekayaan pesisir dan laut Indonesia. Berikut beberapa kegiatan
optimalisasi pemanfaatan kekayaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
Indonesia dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh :
1.
Pembuatan
peta tematikpenutupan lahan/penggunaan lahan.
Peta perencanaan zona wilayah pengelolaan pesisir yang merupaka hasil
analisis terhadap kondisi eksisting laut, pesisir, dan ruang darat dari suatu
kawasan. Peta ini berisi zonasi dan positioning suatu kawasan sehingga potensi
yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal. Contahnya onasi di kota Ambon
yang terdiri dari Zona Bandara, Zona Air Taxy Terminal untuk pemenuhan kebutuha
akan terminal transportasi, dan Zona Executive Marina, yakni zona rekreasi dan
wisata air.
2.
Invetarisasi
Pulau-Pulau Kecil Terluar
Sebagian besar pulau-pulau terluar Indonesia mempunyai akses yang sulit
sehingga jika melakukan survei terestris akan mengalami banyak kendala dan
biaya yang dibutuhkan lebih besar. Apalagi jumlah pulau-pulau terluar yang
tidak sedikit. Oleh karena itu untuk keperluan inventarisasi dan pemantauan
sumberdaya alam, ekosistem, dan lingkungan pulau-pulau kecil menggunakan peta
citra penginderaan jauh. Data citra yang digunakan ialah citra Landsat7,
SPOT-4, dan IKONOS.
3.
Inventarisasi
dan Pemantauan Mangrove
Ekosistem mangrove mempunyai peran penting di kawasan pesisir terutama
untuk isu masalah perubahan iklim dengan menyerap emisi karbon yang ada
diudara. Pemetaan hutan mangrove dapat dilakukan dengan menggunakan data Landsat8,
data Landsat MSS (Multispektral scanner), data SPOT, dan data ALOS AVNIR.
4.
Zona
Potensi Tangkapan Ikan
Perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan ikan laut yang
berlimpah. Potensi tersebut dirasa urang dimanfaatkan secara optimal karena
adanya kendala teknologi untuk menentukan spot-spot berkumpulnya ikan. Data
penginderaan jauh sangat membantu permasalahan ini terutama dalam mengkaji
parameter fisik air laut seperti temeperatur air laut, kekeruhan air laut,
salinitas, konsentrasi klorofil dari organisme fitoplankton.
Parameter-parameter tersebut akan membantu untuk mengetahui persebaran ikan dan
jenis ikan yang ada disuatu perairan.
5.
Deteksi
Parameter Geo-biofisik laut (sushu Permukaan Laut, Klorofil-a dan Tinggi Muka
Laut)
Produktifitas perikanan dan mamalia dilaut suatu perairan dipengaruhi
produktifitas organisme pelaku fotosintesis atau produktifitas primer.
Produktifitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya
energi dari senyawa senyawa anorganik (Nybakken, 1992). Pada permasalahan ini data
penginderaan jauh diperlukan untuk pengukuran suhu permukaan laut. informasi
suhu permukaan diperoleh dari data NOAA-AVRR dan GMS. Kedua satelit tersebut
memiliki sensor yang dapat mengukur suhu permukaan laut.
Data penginderaan jauh sangat penting dalam optimalisasi
pemanfaatan potensi perairan Indonesia
terutama dalam sektor perikanan dan kelautan. Sektor perikanan Indonesia
sekarang ini dirasa kurang memberikan kesejahteraan khususnya bagi para
nelayan. sehingga dengan adanya teknologi penginderaan jauh yang ada dan
komitmen pemerintah untuk memajukan sektor perikanan maka potensi yang dimiliki
Indonesia memberikan manfaat yang lebih bagi warganya.
Sumber
:
Kartini, Christine Noegroho. 2010. Penginderaan Jauh. Teknik Geodesi. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
Th
Berhitu, Pieter. 2011. Pemanfaatan Citra
Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Wilayah Pesisir Pantai Kota Ambon Sebagai
Kota Pantai. Jurnal TEKNOLOGI, Volume 8 Nomor 2, 2011; 948-957
Winarso,
Gathot Dkk. 2014. Aplikasi Penginderaan
Jauh untuk Mendukung Program Kemaritiman. Pusat Pemanfaatan penginderaan
Jauh-LAPAN.