Kamis, 28 Mei 2015

Mengenal Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Potensi Perikanan

Sebagai negara kepulauan Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam sektor kelautan dan perikanan serta pariwisata. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan sektor kelautan dan perikanan  Indonesia diperlukan suatu teknologi  yang sederhana namun memberikan hasil yang optimal. Salah satu teknologi yang sering digunakan untuk pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yakni teknologi penginderaan jauh.
Teknologi Penginderaan Jauh merupaka ilmu atau seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala, dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menngunakan alat, tanpa kontak langsung dengan objek daerah atau gejala yang akan dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990). Pengertian lain dari Penginderaan jauh (Remote Sensing) adalah ilmu dan teknologi yang dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, atau menganalisis karakteristik dari objek yang diinginkan tanpa melakukan kontak langsung dengan objek tersebut. Salah satu hasil teknologi penginderaan jauh adalah citra digital atau citra.
Citra menjadi media yang digunakan untuk penyajian fungsi intensitas cahaya f(x,y) dalam dua dimensi, f(x,y) menyatakan nilai intensitas cahaya tersebut dedangkan x menyatakan posisi baris  dan y manyatakan posisi kolom (Schalkoff, 1989). Secara sederhana citra berbentuk matrik dengan elemen terkecilnya berupa piksel. Citra penginderaan jauh selanjutnya dianalisis dengan dua cara yaitu analisis secara visual menggunakan unsur-unsur unterpretasi dan analisis secara digital menggunakan bantuan komputer. Basis data yang berisi informasi spasial dan informasi atribut hasil interpretasi dimanfaatkan untuk deteksi objek, identifikasi penutup lahan, dan pengukuran yang nantinya digunakan untuk pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
Citra penginderaan jauh sangat membantu pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil terutama untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan membantu pelaksanaan program serta kegiatan optimalisasi pemanfaatan kekayaan pesisir dan laut Indonesia. Berikut beberapa kegiatan optimalisasi pemanfaatan kekayaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh :
1.        Pembuatan peta tematikpenutupan lahan/penggunaan lahan.
Peta perencanaan zona wilayah pengelolaan pesisir yang merupaka hasil analisis terhadap kondisi eksisting laut, pesisir, dan ruang darat dari suatu kawasan. Peta ini berisi zonasi dan positioning suatu kawasan sehingga potensi yang dimiliki dapat dimanfaatkan secara optimal. Contahnya onasi di kota Ambon yang terdiri dari Zona Bandara, Zona Air Taxy Terminal untuk pemenuhan kebutuha akan terminal transportasi, dan Zona Executive Marina, yakni zona rekreasi dan wisata air.
2.        Invetarisasi Pulau-Pulau Kecil Terluar
Sebagian besar pulau-pulau terluar Indonesia mempunyai akses yang sulit sehingga jika melakukan survei terestris akan mengalami banyak kendala dan biaya yang dibutuhkan lebih besar. Apalagi jumlah pulau-pulau terluar yang tidak sedikit. Oleh karena itu untuk keperluan inventarisasi dan pemantauan sumberdaya alam, ekosistem, dan lingkungan pulau-pulau kecil menggunakan peta citra penginderaan jauh. Data citra yang digunakan ialah citra Landsat7, SPOT-4, dan IKONOS.
3.        Inventarisasi dan Pemantauan Mangrove
Ekosistem mangrove mempunyai peran penting di kawasan pesisir terutama untuk isu masalah perubahan iklim dengan menyerap emisi karbon yang ada diudara. Pemetaan hutan mangrove dapat dilakukan dengan menggunakan data Landsat8, data Landsat MSS (Multispektral scanner), data SPOT, dan data ALOS AVNIR.
4.        Zona Potensi Tangkapan Ikan
Perairan Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan ikan laut yang berlimpah. Potensi tersebut dirasa urang dimanfaatkan secara optimal karena adanya kendala teknologi untuk menentukan spot-spot berkumpulnya ikan. Data penginderaan jauh sangat membantu permasalahan ini terutama dalam mengkaji parameter fisik air laut seperti temeperatur air laut, kekeruhan air laut, salinitas, konsentrasi klorofil dari organisme fitoplankton. Parameter-parameter tersebut akan membantu untuk mengetahui persebaran ikan dan jenis ikan yang ada disuatu perairan.
5.        Deteksi Parameter Geo-biofisik laut (sushu Permukaan Laut, Klorofil-a dan Tinggi Muka Laut)
Produktifitas perikanan dan mamalia dilaut suatu perairan dipengaruhi produktifitas organisme pelaku fotosintesis atau produktifitas primer. Produktifitas primer adalah laju pembentukan senyawa-senyawa organik yang kaya energi dari senyawa senyawa anorganik (Nybakken, 1992). Pada permasalahan ini data penginderaan jauh diperlukan untuk pengukuran suhu permukaan laut. informasi suhu permukaan diperoleh dari data NOAA-AVRR dan GMS. Kedua satelit tersebut memiliki sensor yang dapat mengukur suhu permukaan laut.
Data penginderaan jauh sangat penting dalam optimalisasi pemanfaatan potensi perairan Indonesia  terutama dalam sektor perikanan dan kelautan. Sektor perikanan Indonesia sekarang ini dirasa kurang memberikan kesejahteraan khususnya bagi para nelayan. sehingga dengan adanya teknologi penginderaan jauh yang ada dan komitmen pemerintah untuk memajukan sektor perikanan maka potensi yang dimiliki Indonesia memberikan manfaat yang lebih bagi warganya.

Sumber :
          Kartini, Christine Noegroho. 2010. Penginderaan Jauh. Teknik Geodesi. Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.
           Th Berhitu, Pieter. 2011. Pemanfaatan Citra Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Wilayah Pesisir Pantai Kota Ambon Sebagai Kota Pantai. Jurnal TEKNOLOGI, Volume 8 Nomor 2, 2011; 948-957
 Winarso, Gathot Dkk. 2014. Aplikasi Penginderaan Jauh untuk Mendukung Program Kemaritiman. Pusat Pemanfaatan penginderaan Jauh-LAPAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar