Jumat, 22 Mei 2015

Mengenal Potensi Pulau-Pulau Kecil Terluar Di Indonesia

Archipelagic States atau negara kepulauan merupakan suatu Negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lainnya. Sedangkan Menurut Pasal 46 BAB IV Negara-negara Kepulauan UNCLOS, “kepulauan” berarti suatu gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan di antaranya dan lain-lain wujud alamiah yang hubungannya satu sama lainnya demikian eratnya sehingga pulau-pulau, perairan dan wujud alamiah lainnya itu merupakan suatu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki, atau yang secara historis dianggap sebagai demikian. Di dunia ini terdapat 193 dunia yang diakui internasional dan menjadi anggota PBB dan 45 Negara diantarannya digolongkan menjadi negara kepulauan.  
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah 1.904.569 Km2 dan menurut Bakosurtanal terdapat 13.466 pulau yang terdaftar dan memiliki koordinat. Negara kepulauan terbesar kedua didunia adalah Madagaskar dengan luas wilyaha 587.041 Km2 dan pada urutan ketiga adalah Papua Nugini dengan luas wilayah 462.840 Km2.
Pulau-pulau yang ada di Indonesia tidak semuanya berupa pulau besar atau pulau induk yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi namun juga terdiri dari pulau kecil. Di Indonesia dapat 92 pulau kecial terluar dimana 12 pulau berbatasan dengan laut lepas dan 80 pulau lainnya berbatasan dengan negara tetangga seperti Australia, Singapura, Malaysia, India, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, dan Timor Leste. Pulau kecil merupakan pulau yang memiliki luas lebih kecil atau sama dengan 2000 m2 (dua ribu meter persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. Sedangkan pulau terluar merupakan pulau terdepan dari suatu negara yang berbatasan langsung dengan negara lain.
Sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung bersikap pasif dengan keberadaan pulau-pulau kecil yang indah nan eksotis yang berada di baris terdepan kepulauan Indonesia. Kondisi seperti ini akan jelas terlihat pada pulau tak berpenghuni. Pulau tersebut hanya dianggap penting dalam penentuan delimitasi antar negara dan kurangnya pengelolaan yang efektif untuk kesejahteraan pulau tersebut. Apabila pulau-pulau tersebut dikembangkan sesuai potensinya maka akan memberikan dampak yang luar biasa terutama dari segi perekonomian dan keanekaragaman hayati (Biodiversitas). Langkah yang paling tepat untuk menghilangkan sikap pasif dalam mengelola pulau-pulau kecil dibaris terdepan Indonesia dengan mengetahui potensi sebenarnya yang dimiliki oleh setiap pulaunya.
Pulau-pulau kecil di Indonesia mempunyai potensi sebagai cagar alam satwa langka, perikanan, dan pariwisata. Misalnya pulau Nusa Barung yang terletak di Selatan Pulau Jawa tepatnya berada di Kabupaten Jember dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia ini memiliki ekosistem hutan hujan tropis dalam tiga formasi yakni formsi hutan mangrove, formasi hutan pantai, dan formasi hutan daratan rendah. Formasi mangrove membuat pulau ini memiliki jenis api-api (Avicenia sp), jenis bakau (Bruguiera sp). Formasi hutan pantai, mengakibatkan banyaknya spesies mamalia, reptil, burung, dan serangga serta jenis flora laut seperti pandan laut, waru laut, nyamplung, ketapang, pulai, laban, kepuh dan lain sebagainya. Pulau lain yang juga memiliki potensi sebagai cagar alam satwa langka adalah Pulau Batu Mandi.
Pulau Batu Mandi merupakan bagian gugusan kepulauan Arwah yang terletak diwilayah administratif Rokan Hilir, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Pulau yang tidak berpenghuni ini memiliki potensi sebagai cagar alam satwa langka yakni sebagai tempat penangkaran penyu. Pulau Batu Mandi juga memiliki potensi dalam bidang perikanan yakni ikan hias, tengiri, tuna,cakalang, kembung, kerapu, kakap dan teri. Selain itu pemandangan di pulau ini sangat indah dan masih alami dengan pantai berpasir putih dan laut yang biru sehingga dapat dikembangkan menjadi tempat pariwisata bahari. Selain Pulau Batu Mandi ada satu pulau yang cocok untuk penangkaran penyu yakni Pulau Berhala yang terletak 48 mil dari pelabuhan Belawan. Kondisi pulau yang sangat alami dan belum berpenduduk menjadi salah satu alasan pulau tersebut dijadikan tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Sedangkan pulau Benggala yakni pulau yang berada disebelah barat laut pulau Breueh memiliki hutan mini ditengah laut. Hutan mini di Pulau Benggala mempunyai flora dan fauna yang unik yang merupakan tipikal dari hutan hujan mini. Selain flora dan faunanya Pulau ini juga mempunyai jenis terumbu karang yang unik tersebar diseditar pulau ini. karena keunikan kekayaan hayatinya Pulau Kecil ini dapat dikembangkan untuk wisata lingkungan (eco-tourism).
Berbagai potensi pulau-pulau kecil yang berada dibaris terdepan kepulauan Republik Indonesia perlu dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan yang baik merupakan pengelolaan yang mempertimbangkan aspek keterpaduan dan keberlanjutan. kedua aspek tersebut menjadi penting mengingat sekarang ini dalam pengelolaan pulau-pulau kecil kurang memperhitungkan dampak jangka panjang serta hasil yang diperoleh dirasa kurang memberikan keuntungan secara ekonomi bagi masyarakat sekitar pulau tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar