Mendengar kata Belitung
apa yang akan kita pikirkan? Pastinya film Laskar Pelangi. Mari kita mengenal
Lebih dekat Pulau Belitung. Pulau Belitung merupakan pulau yang terletak antara
107° 31,5’ - 108° 18’ BT dan 02° 31,5’ - 03° 6,5’ LS dengan luas pulau 4.800 km2 atau sekitar 480.010 ha yang dibagi menjadi 2 kabupaten,
yaitu kabupaten Belitung beribukota di Tanjung
Pandang dan Belitung Timur beribukota di Manggar. Pulau
Belitung disebelah utara dibatasi oleh Laut Cina Selatan, sebelah timur
berbatasan dengan selat Karimata, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa
dan sebelah barat berbatasan dengan selat
Gaspar. Pulau Belitung memiliki letak geografis yang
strategis dan berada di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). sehingga sangat disayangkan jika informasi tentang belitung dilewatkan.
Belitunginfo.com/tentang-belitung/karakteristik
Id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Belitung
Pulau
Belitung merupakan salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai pantai yang
indah dengan pemandangan bebatuan granit berukuran besar yang tersebar disepanjang pantai. Batuan besar
inilah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berfoto. Dari segi Geologi
Pulau Belitung terbagi menjadi empat formasi, yaitu batuan Plutonik berupa
Granit (pTgr) berumur Perm sampai Kapur, formasi Bintan anggota Batupasir
(TRbp), formasi Bintan anggota Batupasir dan Batulempang (TRbl) yang berumur
Trias serta Aluvium (Qal) yang berumur Holosen.
Pada kesempatan kali
ini akan membahas mengenai terbentuknya batuan granit berukuran besar yang banyak
tersebar disepanjang pantai Pulau Belitung. Batuan Granit merupakan batuan yang
plutonik, panetrik (Best, 2003), glanural, sebagian besar terdiri atas mineral
feisik dan kaya akan kuarsa (pearce, 1996) dengan komposisi kimia yang bervariasi
(Raymond,2002). Menurut Giil (2010), batuan Granitoid berdasarkan mineraloginya
dikelompokkan menjadi lima kelompok utama yaitu diorit, tonalit, granodiorit, granit, dan alkali granit. Diorit adalah batuan granitoid yang memiliki komposisi mineral
mafik lebih besar dibanding felsik, kaya akan Naplagioklas dan hornblend. Tonalit merupakan batuan granitoid yang
tersusun oleh mineral Na-Plagioklas, kuarsa, dan sedikit hidrous mineral. Granodiorit merupakan batuan granitoid
yang kaya akan kuarsa, Na-Plagioklas, dan K-feldspar. Granit merupakan batuan granitoid yang mengandung mineral utama
kuarsa dan K-feldspar. Alkasli Granit
merupakan batuan granitoid yang tersusun oleh mineral utama kuarsa dan K-feldspar
namun mengandung alkali piroksen atau alkali amfibo. Batuan Granitoid yang
banyak tersebar dipesisir pulau Belitung adalah jenis Granit.
Bongkahan batu granit
yang menjadi daya tarik wistawan pulau belitung secara geologi merupakan batuan
beku yang menjadi batuan dasar Indonesia bagian barat yang disebut Batolit. Persebaran batuan ini mulai
dari Kepulauan Riau hingga Semenanjung Malaysia serta di Kepulauan Natuna.
TERBENTUK DARI TRIASSIC ERA
Secara geologis batuan
Granit berumur Trias hingga kapur ( 208 sampai 245 juta tahun yang lalu).
Batuan ini hasil dari pembekuan magma yang bersifat asam, yaitu dengan
kandungan silika yang tinggi lebih dari 65%. Eologi dibawah dapat dilihat bahwa
granit tertua berumur Triassic
tersebar di Belitungbagian Barat laut termasuk Pantai Tanjungtinggi, Pulau
Kepayang dan Pulau Lengkuas. Singkapannya dengan bongkah-bongkah besar berwarna
abu-abu terang, berkristal kasar hingga sangat kasar karena akaya akan Kasiterit Primer.
Peta Geologi Belitung (Baharuddin dan Sidarto, 1995; P3G Bandung)
PEMBENTUKAN DIZAMAN
JURASSIC
Batuan granit berumur
zaman Jurassic (106 sampai 245 juta
tahun yang lalu) disebut Adamelit Baginde dengan warna abu-abu hingga
kehijauan, berbutir kasar hingga sangat kasar dan banyak dijumpai xenolit (batuan lain yang masuk ke dalam intrusi) dan
tidak mengandung kaserit. Batuan ini tersebar dibagian selatan Belitung, di
Pantai Penyabong, termasuk Bukit Baginde, dan Pantai Klumpang.
PEMBENTUKAN
ZAMAN CRETACEOUS
intrusi granit paling
muda pada zaman Cretaceous/kapur (106 sampai 115 juta tahun yang lalu) tersebar
di timur laut Belitung, Pantai Burungmandi dan Gunung Bolong-Tanjung, yang
lebih intermedier dan dikenal sebagai Granodiorit Burungmandi, serta dalam
sebaran terbatas di Gunung Batubesi dan air Dengong sebagai Diorit Kuarsa
Batubesi. Umumnya berwarna lebih gelap karena lebih banyak
kandungan mineral berwarna gelap felspar. Butirannya sedang, tidak kasar.
TERBENTUKNYA BATU GRANIT
Batu granit terbentuk
dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma,
sehingga batu ini merupakan batuan beku dalam yang berbentuk batolit. Akibat proses
tektonik, batuan ini mengalami pengangkatan, pematahan dan peretakan. Proses
tektonik menyebabkan batuan terangkat kepermukaan. Batuan ini banyak ditemukan
di daerah pinggiran pantai dan pinggiran sungai besar ataupun didasar sungai. Sehingga
batu granit menjadi salah satu struktur geomorfologi perairan pantai Indonesia.
Batolit, batuan beku
dalam (intrusi) yang terbentuk di kedalaman Bumi
sebagai sumber granit di Bangka
Belitung. Lihat B dan D pada gambar
(sumber : www.scoopweb.com)
Bongkahan-bongkahan granit sebenarnya menyatu dengan tubuh batolitnya. Batu
granit tampak terpisah karena akibat proses abrasi melalui retakan.terlihat
satu garis retakan yang terisi oleh urat kuarsa (quartz vein)
Selama proses pengangkatan
granit, tubuh granit mengalami deformasi (mengalami retak-retak). Ketika tubuh
granit yang retak-retak muncul ke permukaan Bumi, proses pelapukan dan erosi
atau abrasi mengikisnya melalui retakan-retakan. Akibat proses ini terjadi
berulang-ulang selama ratusan hingga ribuan tahun, batu granit yang muncul di
permukaan seolah-olah merupakan bongkah
batuan yang terpisah-pisah. Padahal bongkah batu granit raksasa ini sebenarnya
hanya bagian atas dari tubuh batu granit berukuran sangat besar yang berada di
bawah permukaan Bumi.
Sumber:
Kurniawan, Alva.2014.Geologi Batuan Granitoid di Indonesia dan Distribusinya.Masyarakat Ilmu Bumi Indonesia, 2014, Vol 1/E-3. Departement Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta
Kurniawan, Alva.2014.Geologi Batuan Granitoid di Indonesia dan Distribusinya.Masyarakat Ilmu Bumi Indonesia, 2014, Vol 1/E-3. Departement Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta
https://www.academia.edu/7756498/Geologi_Batuan_Granitoid_di_Indonesia_dan_Distribusinya
Raven.2015.jenis-jenis Batuan, Ciri-ciri, dan Proses Terbentuknya (Update). Diakses
tanggal 13 Maret 2015 https://future20.wordpress.com/2013/03/08/jenis-jenis-batuan-ciri-ciri-dan-proses-terbentuknya/
Imaji,Tour. 2014.Sejarah Terbentuknya Batu-Batuan Raksasa
Belitung. http://www.belitungimajitour.com/2015/01/sejarah-terbentuknya-batu-batuan-granit.html
http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=1714
Tidak ada komentar:
Posting Komentar